AMBON, BABETO.ID – Dugaan penyimpangan kembali mencuat di SMP Negeri 2 Kota Ambon. Sejumlah pegawai honorer mengaku menandatangani kwitansi kosong dan hanya menerima upah Rp300 ribu per bulan.
Praktik ini disebut telah berlangsung sejak masa kepala sekolah sebelumnya. Namun, baru belakangan para pegawai berani mengungkapkan kondisi tersebut setelah adanya pergantian pimpinan.
“Mereka hanya berharap ke depan ada keterbukaan atau kebijakan baru yang bisa mensejahterakan pegawai honorer,” ungkap salah satu sumber internal sekolah yang enggan disebutkan namanya, Jumat pekan lalu.
Ironisnya, di balik praktik tersebut, SMPN 2 Ambon justru pernah menerima penghargaan pengelolaan Dana BOS terbaik dari BPK Perwakilan Maluku. Penghargaan itu dinilai tidak sejalan dengan realita di lapangan, sebab sejumlah fasilitas sekolah, termasuk toilet siswa, masih berada dalam kondisi memprihatinkan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak sekolah belum dapat dimintai keterangan terkait dugaan penyimpangan tersebut.***
Komentar