AMBON, BABETO.ID – Dialog keamanan dan ketertiban disingkat Doktrin tentang kekerasan berulang. Anggota DPRD Maluku, Wahid Laitupa tantang Pemuda Muhammadiyah Maluku bersatu Blokir Bandara Pattimura Ambon.
“Saya kalau Pemuda Muhammadiyah (Maluku) saya siap ikut, saya tantang bisa tidak bersatu katong blokir bandara (Pattimura Ambon),” kata Wahid saat menjadi narasumber, di caffe Rifqi ay. Paty Ambon, pada Sabtu (13/12/2025).
Pernyataan itu Wahid disampaikan saat menjawab pernyataan dari salah satu penanya tentang konflik yang terjadi di Maluku merupakan skenario pemerintah pusat atau pejabat negara.
“Kalau memang itu betul skenario pemerintah pusat atau pejabat, kita sama-sama turun saja ke jalalan untuk melakukan aksi bersama,” ujar Wahid.
Ia menambahkan bahwa Pemuda Muhammadiyah Maluku harus mengusulkan kepada DPRD Maluku untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan Kapolda Maluku terkait kekerasan berulang di Maluku.
“Kalau tidak bisa diselesaikan ya kita minta untuk diganti, dengan yang bisa menyelesaikan konflik di Maluku,” ucapnya.
Wahid mengungkapkan fenomena kekerasan yang terjadi membuat hati nuraninya teriris.
Ia memandang konflik sosial sebagai sesuatu yang wajar dalam kehidupan manusia, bahkan persoalan kecil dalam relasi personal.
Namun kata Laitupa, kekerasan yang berulang menunjukkan rendahnya kesadaran sosial, ditambah faktor politik, ekonomi, hingga identitas yang membuat sebagian individu atau kelompok merasa lebih unggul dan merendahkan yang lain.
Laitupa mengingatkan agar setiap peristiwa kekerasan tidak digeneralisasi ke dalam identitas suku atau kelompok tertentu, karena hal itu hanya memantik emosi kolektif dan memperluas konflik.
Menurutnya, penyampaian fakta harus spesifik dan objektif, disertai pesan-pesan damai yang bijaksana, terutama di media sosial.
Wahid juga menegaskan bahwa tidak ada satu pun agama, baik Islam, Kristen, maupun lainnya, yang mengajarkan kekerasan.
Laitupa juga mengajak pemuda Maluku untuk menjadi pelopor perdamaian di Maluku, menjaga harmoni sosial, dan menumbuhkan nilai – nilai kemanusiaan sebagai fondasi hidup bersama.
Prinsip hidupnya adalah, memberi yang terbaik dan menghadirkan kenyamanan bagi sesama, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas, tandasnya.
Dalam dialog tersebut, Wahid juga menyingung soal utang pemerintah daerah 1,5 triliun kalau utang tersebut merupakan hal biasa.
“Katong didalam rumah tangga saja, kalau tarada uang kapala saki kong ini kira urus manusia satu Maluku ini, kalau kepeng tarada kira gubernur (Hendrik Lewerissa) kapala tarpusing,” tambah Wahid.
Politisi PAN itu menambahkan kalau yang dipinjam itu uang negara sendiri jadi buat apa Maluku takut berhutang.
“Kalau yang tidak mau berhutang jangan minta banyak-banyak, jang demo-demo menuntut jalan, jembatan dan lain-lain itu,” tutur Wahid.
Forum Dialog dengan tema” kekerasan berulang dimana tanggung jawab pihak keamanan” itu menghadirkan Pakar Kebijakan Publik, Nataniel Elake, Anggota DPRD Maluku, Wahid Laitupa dan Akademisi Unipatti, Prof. Dr. Anderson Leonardo Palinussa.***













Komentar