oleh

Basyir Tuhepaly Aktivis Ingusan Jadi Pion Politik dan Cari Panggung Dengan Cara Fitnah

-Hukum-75 Dilihat

AMBON, BABETO.ID – Akhir-akhir ini publik Maluku dihidangkan narasi fitnah, penghinaan, dan pencemaran nama baik yang beraroma kebencian dari Basyir Tuhepaly, seorang aktivis Ingusan yang rela menjadi tumbal politik bagi senior tertentu.

Dengan lihai mempertunjukan adegan kedunguan di ruang publik seakan merasa sebagai aktivis sejati yang kritis, tetapi ternyata disinyalir dia hanya seorang provokator ulung, dan menjadi alat propoganda berkedok aktivis.

Dengan percaya diri mengumbar retorika licik secara membabi buta di media abal-abal yang mengandung narasi sentimen negatif, kering referensi dan non data terindikasi Basyir Tuhepaly seorang aktivis simpatisan HTI pesanan para eks HTI yang terus propoganda masyarakat Maluku, dan menyerang kehormatan bapak Nono Sampono di ruang publik.

Api kedengkian aktivis Ingusan Basyir Tuhepaly, mengkonfirmasikan ciri khas orang-orang dungu, sumbuh pendek dan fikiran sempit yang rela diperalat menjadi tumbal politik oleh senior.

Buktinya dalam produksi narasi fitnah dan penghinaan tanpa menunjukan fakta dan data ilmiah, sebab tujuannya semata-mata ingin menjatuhkan harkat dan martabat bapak Nono Sampono atas nama kritik.

Sebagai aktivis prematur yang masih belajar menulis dan membaca Basyir Tuhepaly tidak menyadari opini negatifnya memiliki konsekuensi hukum dan berhadapan dengan pihak berwajib nanti.

Dengan sikap euforia  mencari sensasi murahan dan panggung publik, dia menganggap narasi fitnah dan pencemaran nama baik yang disajikan sebuah kritik sehat. 

Menjadi pion politik dan alat propoganda senior untuk menyerang kehormatan pejabat publik atas nama kebebasan menyampaikan pendapat, Basyir Tuhepaly tentu tidak menyadari narasinya hanya sebuah opini sampah digital yang mencemarkan akal sehat publik, karena tanpa didukung referensi yang sahih dan data valid.

Basyir Tuhepaly, memproduksi opini negatif dan provokatif, yang memfitnah dan menyerang kehormatan Nono Sampono berharap supaya dikonsumsi publik seakan sebuah fakta kebenaran ilmiah, padahal bermodal nonton video maupun tulisan para eks HTI yang secara intens menuduh beliau terlibat dalam polemik pagar laut.

Basyir Tuhepaly dengan bangga dan diduga mengalami kelainan otak terus memproduksi argumen-argumen palsu dan narasi dangkal untuk tujuan menyerang kehormatan Nono Sampono, agar memetik simpati publik dan ingin disanjung dengan narasi puja-pujian dari masyarakat.

Namun, sayangnya fitnah dan tuduhannya tidak bisa menyelamatkan dirinya dari proses hukum.

Sebagai aktivis Ingusan yang mengalami kedunguan berfikir, dia tidak mampu membedakan antara narasi kritik yang berdasarkan fakta dan data dengan narasi fitnah yang berdasarkan asumsi liar dan opini sesat para eks HTI.

Fitnah keji Basyir Tuhepaly terhadap Nono Sampono yang menyatakan tidak punya andil dan kontribusi untuk Maluku, dari dapil Maluku tapi hatinya di Jakarta, sibuk urus proyek pribadi di Jakarta dan menuduh beliau terlibat dalam polemik pagar laut.

Argumen-argumen provokatif diatas menunjukkan kekerdilan berfikir seorang aktivis Ingusan yang berbicara tanpa fakta dan data.

Basyir Tuhepaly hanya bisa memfitnah tanpa mengetahui bahwa bapak Nono Sampono selama 3 periode ini sudah menjangkau hampir 800 desa di Maluku termasuk telah mengunjungi 118 kecamatan di Maluku.

Kemudian mewakili DPD RI sebagai wakil ketua kalah itu, yang memperjuangkan dan melobi RUU Daerah Kepulauan menjadi inisiatif DPD RI.

Selanjutnya, bapak Nono Sampono selama ini lantang suarakan 13 DOB Maluku di tingkat pusat, bersama para tokoh akademisi di Maluku memperjuangkan pengelolaan Blok Masela secara Onshore, sebagai penggagas konsep “Ambon New Port”  dahulu, bahkan gagasan dan kontribusi beliau yang besar untuk Maluku adalah bergabung dalam tim 19 pengamanan konflik 1999 Ambon, dan beliau orang terakhir yang pulang ke Jakarta diantara rekan-rekan nya.

Andil dan kontribusi bapak Nono Sampono terlibat mendamaikan konflik Ambon dan berinisiatif mengumpulkan orang Maluku di Jakarta serta menghadap Presiden/Wakil Presiden Gusdur-Megawati, guna meminta realisasikan daerah pemekaran Kabupaten/kota di Maluku kala itu, tentu tidak diketahui oleh seorang aktivis Ingusan Basyir Tuhepaly yang mungkin dulu masih di bangku TK.

Terkait andil dan kontribusi lain dari Nono Sampono, mengapa tidak diketahui oleh seorang aktivis Ingusan Basyir Tuhepaly, karena dia malas membaca referensi tentang peran dan kiprah nyata beliau untuk Maluku selama ini.

Perjuangannya sebagai anggota DPD RI saat ini, bagian dari kelanjutan perjuangan beliau dahulu untuk Maluku.

Sementara masalah pagar laut merupakan berita usang, yang sengaja didaur ulung kembali sebagai bahan propoganda dan alat bargaining pragmatis oleh seniornya.

Namun sayangnya mereka tidak tau tuduhan-tuduhan tersebut sudah dibantahkan oleh pihak Bareskrim Mabes Polri bahwa kasus polemik pagar laut tidak ada keterlibatan bapak Nono Sampono. Hingga kini tidak ada satu pun putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap untuk memvonis beliau bersalah.

Dengan demikian narasi fitnah, penghinaan dan pencemaran nama baik oleh Basyir Tuhepaly mengkonfirmasikan dia selama ini tidak mengikuti perkembangan media, belum membaca sudah menulis dan bertindak sebelum berfikir. Sebab, dia diduga hanya pion politik dan alat propoganda bagi senior dan para eks HTI.***

Oleh : Fidelis Malisngoran – Aktivis Maluku

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *