AMBON, BABETO.ID – Walikota Ambon Bodewin Wattimena, memberikan kuliah umum untuk 200 mahasiswa Universitas Terbuka (UT) saat orientasi mahasiswa baru di Hotel Marina, pada Sabtu (08/03).
Bodewin mengatakan kalau tantangan hari ini adalah banyak lulusan perguruan tinggi yang masih menganggur belum memiliki pekerjaan.
“Pendidikan tinggi harus memadukan teori dengan pendidikan vokasi agar mahasiswa siap bersaing di dunia kerja,” kata Bodewin.
Lanjut dia bahwa angka pengangguran di Kota Ambon berjumlah 21.258 jiwa. 21 ribu masih nganggur belum memiliki pekerjaan, dan tingkat pengangguran terbukanya 11,44%. Kenapa tinggi seperti ini, karena di Kota ini tidak memiliki sumber daya alam yang banyak, ungkap Wattimena.
“Kota ini tidak ada pabrik besar, pertambangan tidak seperti di Maluku Utara dan lainnya. Kalau itu ada maka bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak, karena keterbatasan SDM dan pengelolaannya, maka kita bertumpuk pada sektor jasa dan perdagangan untuk menyerab tenaga kerja”, ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi kota Ambon cukup baik yaitu ada di 5,96%. Dan ini di atas pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku dan juga diatas pertumbuhan nasional, sebut Wattimena.
Inflasi di Kota Ambon ini per Desember 2024 1,92% dan Februari 2025 0,58% dibawah standar nasional inflasi yang ditetapkan yaitu 3,5%.
Indeks pembangunan manusia yang menggambarkan manusia bagaimana kondisi sumber daya manusia kota Ambon yaitu pendidikan, kesehatan di angka 83,37%. Dan ini termasuk tertinggi rata – rata nasional.
Kota Ambon lebih tinggi dari provinsi yang masih di angka 70% lebih. Kota Ambon sudah 83% dari 11 kabupaten Kota di Maluku dan masuk dalam IPM tertinggi di nasional.
Penduduk miskin Kota Ambon tahun 2024
25.810 jiwa. Jadi hampir pararer dengan jumlah pengangguran. Dari angka ini dapat dipastikan bahwa rata – rata penduduk miskin Kota Ambon ini mereka belum bekerja, dan belum memiliki pendapatan.
Dari kemiskinan mereka belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik, tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa jurang kemiskinan di Kota Ambon ini tidak terlalu jauh.
Karena di kota Ambon dua tahun terakhir kita tidak punya penduduk miskin ekstrim. Jadi kalau kita di garis kemiskinan menurut besic kita hanya di bawah garis kemiskinan tidak jauh. Upaya yang kita lakukan secara baik untuk menurunkan angka kemiskinan. Jadi presentasinya 5,13% tidak terlalu besar, karena jumlah penduduk Kota Ambon lebih besar di angka 25.810%.
“Ade-ade mahasiswa kalau dapat membantu dalam pembangunan kota, baik melalui inovasi, kewirausahaan, maupun pengabdian di berbagai sektor itu sangat bagus” tambahnya.
Turut hadir dalam kuliah umum, Sekretaris Kota Ambon Robby Sapulette, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, serta Direktur UT Ambon Yuli Tirtariandi El Anshori.***