AMBON, BABETO.ID – Belum lama ini, dua konten kreator yang aktif mengkritik kebijakan Pemerintah, membuat konten soal dugaan pungli di SMA Negeri 11 Ambon.
Konten Meme_Bhiken dan Rimbo Bugis, soal dugaan itu mendapat ribuan viewers, ratusan like dan puluhan beragam komentar.
Di konten dimaksud, mereka meminta klarifikasi dan berharap pihak berwajib mengusut tuntas dugaan pungli di SMA 11 Ambon.
Mereka mengatakan, program pentas seni yang digelar SMA 11 mempeberatkan siswa. Sebab, jika ada siswa yang tidak hadir, dipungut biaya Rp.10 ribu.
Sementara siswa yang terlambat mengikuti kegiatan itu, akan dikenakan biaya Rp.5 ribu.
Mereka juga menduga siswa dibebankan dalam program tersebut. Dimana, siswa harus membeli konstum pentas dengan uang pribadi.
Serta, ada juga pungutan dari siswa pada biaya dekorasi sampai dengan biaya konsumsi.
Tempat terpisah, konten mereka dibenarkan Kepala SMA 11 Ambon, La Ima Kampono, kepada media ini, Senin (10/2/2025).
Menurut Kampono, yang disampaikan dua kreator tersebut ada benar dan juga tidak.
Seperti soal pungutan biaya terlambat dan tidak hadirnya siswa dalam program pentas seni. Dia mengaku, hal ini sudah disepekati antara guru dan siswa.
“Jadi kalau soal dugaan itu, memang betul. Tapi kesepakatan anak-anak. Tidak hanya dibuat-buat,” ungkapnya.
“Soal yang ditiktok biaya ini sudah kesepakatan mereka (siswa) dengan pelatih. Saya awalnya tidak tahu, tapi mereka (guru) lapor ke saya,” cetusnya.
Hal serupa terkait dengan siswa yang menanggung kostum pentas seni dimaksud.
Sekolah, kata Kampono, juga tidak menanggung biaya kostum peserta didik yang mengikuti pentas seni tersebut.
“Kalau kostum yah. Sekolah tidak tanggung. Mereka kan yang tampil,” tegasnya.
Sementara soal konsumsi, Kampono menambahkan, Sekolah yang menanggungnya. Tidak melibatkan siswa sedikitpun.
“Konsumsi tidak. Karena kita belum pentas. Jadi yang ditiktok itu hanya asal ngomong,” tandasnya. ***