Opini

Tuhan, Konflik dan Pemerintahan Toxic

3 Mins read

BABETO.ID – Konflik memang tidak bisa dihindari oleh siapa pun, karna memang konflik itu sudah ada sebelum manusia ini ada. Bahkan manusia sendiri diciptakan menimbulkan konflik antara Tuhan dan malaikat, sehinga malaikat menjadi setan.

Kita tahu bahwa ketika Tuhan merencanakan untuk menciptakan Manusia, itu malaikat bertanya kepada Tuhan buat apa lagi menciptakan manusia hanya untuk saling membunuh, Tuhan pun menjawab bahwa kamu tidak tahu apa yang aku ketaui.

Dan ketika manusia diciptakan, Malaikat yang dikutuk menjadi setan itu, sebelum dikutuk ia menolak sujut kepada manusia, sehinga ia bersumpah akan menjadi oposisi dalam semua kebijakan Tuhan.

Setan pun beraksi mengoda manusia melalui Hawa dan Adam terpengarulah dengan godaan Hawa, sehinga konflik lah dengan Tuhan sehinga mereka berdua dilemparkan ke Bumi.

Adam dan Hawa mulai menyadari dan menasehati anak-anaknya apabila mau kembali ke Surga maka ikutlah ketentuan yang diatur oleh Tuhan, karna disitu Tuhan tegas namun dengan porsinya sebagai Tuhan.

Namun, anak-anak Adam berbeda lagi, karna Ekonomi, Cinta, perasaan merasa tidak adil, sehinga memicu perselisihan yang berujung pada pembunuhan yang dilakukan Qabil terhadap saudaranya Habil. 

Agama Dari Tuhan

Konflik antara Qobil dan Habil Itu lah pembantaian pertama yang dilakukan oleh manusai dan selanjutya sampai kepada konflik-konflik manusia dijaman moderen saat ini.

Karna Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi nanti oleh manusai, Tuhan pun memberikan wahyu tentang aturan-aturan Tuhan yang dilaksanakan oleh satu keyakinan yang namanya Agama.

Agama dihadirkan untuk menenagkan dan memberi petunjuk kepada manusia tentang kebenaran dalam kehidupan. Bagaimana cara manusia itu hidup dan bagimana cara manusia itu selamat bukan hanya di mata tuhan namun di mata manusia itu sendiri antara satu dengan yang lain.

Baca juga  Air Menjadi Alat Diplomasi Politik dan Kepentingan Geopolitik

Negara Untuk Manusai

Dari semua itu manusai menyadari bahwa kehidupan tidak terlepas dari yang namanya konflik, sehinga ide tentang Negara itu mulai dibicarakan oleh orang-orang seperti Plato, Aristoteles dan seterusnya.

Dimana Plato memimpikan negara ideal adalah tempat di mana warga negara hidup rukun dan bekerja sama dan juga negara harus menciptakan kebahagiaan dan kesenangan bagi seluruh warganya.

Jahu sebelum itu, nabi-nabi kita sudah melaksanakan misi menciptakan suasana yang damai, aman, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, lepas dari kekuasaan yang sewenang-wenang, mau menang sendiri, tidak memedulikan manusai lain.

Dari situ muncul ide tentang Negara, namun masi tetap sama, manusaiwi, konflik lagi, malah belakangan negara malah menjadi biang konflik itu sendiri, sehinga muncul orang-orang seperti Mikhail Bakunin dan pemikiranya tentang Anarkisme.

Mikhail Bakunin itu menolak mentah-mentah ide tentang negara, menurutnya negara ini hanya biang kerok konflik itu sendiri.

Negara ini ada hanya untuk memperbudak manusia, tidak butuh negara, kehidupan sosial, adat istiadat sudah cukup untuk manusia hidup bersama tanpa orang lain mengendalikan yang lain.

Pemerintah Gagal Paham

Apakah pememerintahan ini mau berjalan seperti apa yang dituduhkan Mikhail Bakunin itu?, kan tidak harus begitu. Negara harus hadir untuk membuat kenyamanan untuk warga negaranya.

Negara harus ada untuk menjadi wasit dalam masyarakatnya, negara harus menjadi perwakilan Tuhan dalam bentuk moderen, tidak bisa negara mempersalahkan rakyatnya.

Ada konflik negara tidak bisa mau cari aman sendiri, merasa tidak bersalah dalam konflik masyarakat, negara harus bertanggung jawab atas ini semua. Rakyat tidak tidak harus dipersalahkan bagimana cara aparatur negara cara mengendalikan konflik warganya.

Bukan rakyat yang malah dipersalahkan sehinga konflik tidak bisa tertangani, awet, lama dan tidak kunjung selesai. Malah pemerintahan negara mencari kambing hitam dalam kerumunan rakyat itu sendiri.

Baca juga  Menyoal Opini Sampah dan Provokatif Ancha Sapsuha

Pemimpin Toxic di Maluku

Pasca konflik kita dikagetkan dengan pernyataan-pernyataan, memangnya Bupati menyuruh kalian untuk konflik, polisi jangan dipersalahkan, tugas saya sebagai BIN hanya melaporkan apa yang saya lihat dilapangan.

Pernyataan Sampah semua itu,  pemimpin Toxic, apalagi ketika masyarakat lagi berkonflik, bupati malah berlibur dengan keluarganya baru ada yang mengatakan kalau “ini waktu lebaran, ada keluarga bupati yang datang dari padang, mama mantu dan lain sebagainya”

Jadi bupati, bukan untuk keluarga apalahi dari luar daerh datang menikmati kekuasaan. Jadi bupati untuk melayani warga, mau itu lebaran, mau itu acara pribadi sepenting apapun, kalau rakyat sangat membutuhkan bupat, wajib datang, lihat yang dicontohkan Gubernur, datang dan menyapa warganya, ini baru pemimpin yang terbaik. Bukan beralasan dan mencari pembenaran sendiri.

Sementara untuk BIN, tugasnya bukan hanay melaporkan, itu Mata-Mata Belanda namanya, lihat dan lapor, bukan itu yang kita inginkan. Kita inginkan itu apa rekayasa anda untuk menciptakan kedamain di masyarakat.

Jangan-jangan malah sebaliknya rekayasa untuk konflik ini yang harus kita curigai. Sudah menjadi rahasia umum untuk situasi siapa yang untung ketika mampu menangani konflik.

Banyak jendaral-janderal yang naik pangkat karna mampu menagani konflik dibebarapa daerah, jangan sampai kejadian itu di Maluku masyarakat jadi korban. Dan ini hanya dugaan dan kecurigaan kita sebagai rakyat tidak menuduh.

Oleh karena itu, mari kita tangani ini dengan tulus dan ikhlas, kita bayangkan apa yang menimpa mereka apabila itu menimpa keluarga kita bagaimana perasaan kita.

Kita harus memberikan perhatian terbaik sebagai apa yang sudah menjadi tugas kita untuk semua, jangan ada yang Toxic, jangan ada yang mau mencoba-coba mencari keuntungan sendiri dari penderitaan rakyat.

Baca juga  Pemkot Kembali Terapkan Program Wajar, Rimbo Bugis: Patut Ditiru di Kabupaten-Kota Lain

Yakin sunguh, bahwa apa yang hari ini kita taburi, besok kita akan menikmatinya sendiri, apabila kita menaburi kejahatan dan ketidak benaran, maka besok itu akan memakan kita sendiri.***

Oleh : Rimbo Bugis

Related posts
Opini

Menyoal Opini Sampah dan Provokatif Ancha Sapsuha

2 Mins read
AMBON, BABETO.ID – Opini Ancha Sapsuha, seorang wartawan yang menyatakan senator Maluku Nono Sampono, hanya menjadikan Maluku sebagai tempat domisili. Tapi tidak…
OpiniPolitik

Air Menjadi Alat Diplomasi Politik dan Kepentingan Geopolitik

1 Mins read
JAKARTA, BABETO.ID – India memiliki aliran sungai yang cukup luar biasa dan besar-besar, seperti Gangga, Brahmaputra, Indus, Godavari, dan Yamuna. Selain itu, sungai…
Opini

Gufroni Menjadikan Muhammadiyah Sarang Mafia Berideologi Ekstrim

4 Mins read
JAKARTA, BABETO.ID – Diketahui pada tanggal 26 April 2025, Ketua Riset dan Advokasi Publik LBH-AP PP Muhammadiyah Gufroni, bersama rekan-rekan Ahmad Khozinudin…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *