JAKARTA, BABETO.ID – Sekertaris Umum Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI) Jakarta Raya, Robo Mony, dengan tegas menolak Revisi Undang-Undang TNI.
“Kita tolak Revisi UU TNI karna ingatkan kita pada Dwi Fungsi ABRI dimana Militer di gunakan Kekuasaan untuk represif,” kata Robo Mony.
Ketua umum Pergerakan Pelajar Maluku itu menambahkan bahwa hal ini kalau sampai terjadi maka gerakan mahasiswa akan terancam dibungkam dan berakhir tragis.
Ia mengatakan kalau revini UU tersebut bukan lagi Dwi Fungsi ABRI tapi multifungsi TNI. Dan ini akan merampas hak-hak kebebasan Mahasiswa, Perss dan orang-orang yang mengkritik kekuasaan.
“Ini akan terulang hak demokrasi akan diberangus dengan UU TNI karan TNI sudah multifungsi” ujar Robo.
Ia menambahkan bahwa sudut pandang mahasiswa dan pemuda yang tidak kompromis dengan penindasan terhadap hak-hak rakyat akan menjadi ancaman.
“Doktrin militer itu doktrin perang, membunuh dan dibunuh, kalau itu sampe terjadi lalau TNI melihat mahasiswa, pemuda, buruh dan rakyat dilihat sebagai musuh untuk berperang maka selesailah suda kita” tambah Robo.
Ia mengikatkan kita kepada sejarah kelam orde baru dimana Presiden Soeharto mengunakan TNI untuk menjaga kekuasaan dan itu berhadap-hadapan dengan rakyat, terutama mahasiswa dan buruh.
“Kalau mau dikementrian, mundur dari TNI kalau mau di TNI jangan di kementrian, karna yang bernegara bukan hanya TNI tapi banyak orang yang. Kalau semua sudah mau diambil TNI lalu warga negara yang lain mau kemana,” tanya Robo.
Robo dengan tegas menolak Revisi UU TNI dengan berbagai seruan tagar yaitu.
#GagalkanRevisiUUTNI
#UntukDemokrasiSejati
#UtkKesejahteraanRakyat
#MenolakLupa
#TdkInginMiliterAktifDlmJabatanFunsionalDiDlmPemerintahanYgAkan-
#BerdampakUtkAlatKekuasaanUtkMemberangusGerakanPerjuanganBuruh
#TolakDanGagalkanRevisiUUTNI
#BalikkanMiliterKeBarakUtkAngkatanPerangJikaAdaAncamanSerangan-
#DariLuarDanUtkPertahananKeamananNegarJikaDiSerangMusuhdariLuar.***