MAGELANG, BABETO.ID – Pemerintah Provinsi Maluku dalam setahun harus membayar ratusan miliar rupiah kepada pihak ketiga PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Hal ini disampaikan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di sela-sela tatap muka bersama Bupati dan Walikota se-Maluku pada kegiatan retret kepala daerah yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Magelang, Jawa Tengah.
Hendrik mengaku merasa berat soal pembayaran hutang SMI. Sebab, dalam setahun senilai ratusan miliar. Sementara perbulan harus belasan miliar yang harus dibayarkan.
” Satu tahun itu harus 137 miliar, satu bulan itu 11 miliar. Jadi memang berat sekali”ungkapnya.
Lebih lanjut, mantan anggota DPR RI ini mengaku setengah mati membayar hutang SMI. Sehingga ia meminta reschedule dari Kementrian Keuangan (Kemenkeu).
“Selesai pelantikan di Istana kemarin beta hadiri undangan resmi ke Kementerian Keuangan minta reschedule pembayaran hutang SMI,” katanya dikutip dari postingan akun Tiktok Bungkus69, Senin, (24/02/25).
Ia menyampaikan bahwa pembayaran hutang SMI kalau bisa di jadwalkan ulang hingga tahun 2027.
Sebab, Hendrik mengaku setengah mati dalam pembayaran hutang tersebut yang lumayan besar kalau dibayar perbulan atau pertahun.
“Kalau bisa di perlu nanti katong (kita) bayar tahun 2026 saja, kalau bisa 2027 juga jauh lebih bagus lagi, ” ujarnya.
“Karena memang beta (saya) harus akui kalau katong setengah mati, sambungnya.
Sedikit informasi, Pemprov Maluku dimasa kepemimpinan Murad Ismail telah melakukan pinjaman dana dari pihak ketiga PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang nilainya fantastis mencapai Rp 700 Miliar.
Pinjaman dana senilai Rp 700 miliar, dari PT SMI untuk pemulihan ekonomi pasca Covid 19. Namun mirisnya, pinjaman ini tanpa melalui persetujuan DPRD Maluku.
Besarnya dana pinjaman tersebut dan tanpa persetujuan DPRD Maluku dinilai telah memberikan pil pahit terhadap pemerintahan baru yakni Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa. ***