AMBON, BABETO.ID – Di balik bangunan-bangunan sekolah di Kota Ambon, sebuah persoalan serius tengah menyeruak.
Seleksi bakal calon kepala sekolah untuk TK, SD, dan SMP se-Kota Ambon yang diharapkan menjadi ajang regenerasi pemimpin pendidikan justru sepi peminat.
Dari 900 kuota yang disiapkan, baru 100 lebih guru yang mendaftar. Angka yang jomplang ini memantik tanda tanya besar: ada apa dengan proses seleksi ini?
Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, tampak geram namun tetap tegas saat menyampaikan sikapnya.
Bagi dia, sepinya pendaftar bukan semata karena kurangnya minat, melainkan ada dugaan bahwa informasi seleksi ini tidak sampai ke seluruh guru yang layak.
“Saya ingatkan pada kita semua supaya informasi ini tidak hanya sampai kepada kepala sekolah dan Plt. Tapi juga kepada guru yang penuhi syarat. Kita mau berjalan dengan fair, jangan sampai informasi ini disimpan supaya tidak ada saingan,” ujar Wattimena, Senin (30/6/25), di Balai Kota.
Seleksi bakal calon kepala sekolah semula dibuka pada 2–14 Juni 2025. Waktu pendaftaran telah diperpanjang hingga 21 Juni, namun tetap tak membuahkan hasil signifikan.
Kini, Wali Kota memberi kesempatan tambahan: satu minggu lagi untuk membuka pendaftaran, sembari memerintahkan Dinas Pendidikan Kota Ambon turun langsung melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
“Satu minggu segera lakukan sosialisasi guru-guru di sekolah supaya mereka yang telah memenuhi syarat mendapatkan kesempatan ikut seleksi,” tandasnya, dikutip Babeto.Id dari Ambon.Go.Id, Selasa (1/7/2025).
Langkah ini diambil agar para guru yang memiliki kompetensi tidak kehilangan kesempatan hanya karena permainan oknum tertentu yang mungkin takut akan hadirnya pesaing baru.
Yang jelas, harapan Wali Kota dan masyarakat hanya satu: seleksi ini berjalan adil, transparan, dan terbuka bagi semua guru yang memenuhi syarat. Sebab, di tangan kepala sekolah yang kompeten, masa depan pendidikan Ambon dipertaruhkan. ***