BURU SELATAN, BABETO.ID – Pemuda Muhammadiyah Maluku mendesak Kepolisian Resor (Polres) Buru Selatan agar segera mengungkap kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Desa Waisili, Kecamatan Waisama, Kabupaten Buru Selatan, Maluku.
Desakan itu disampaikan Wakil Ketua Hukum, HAM, dan Advokasi Pemuda Muhammadiyah Maluku, Abas Souwakil, SH, saat ditemui media ini pada Selasa (11/11/2025).
Abas menegaskan, Kapolres Buru Selatan harus bertindak cepat dan profesional dalam menangani kasus ini. Ia meminta agar pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku.
“Apa motif di balik kekejaman ini? Pelaku harus segera ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Abas.
Menurutnya, peristiwa tersebut menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat serta meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban. Untuk mencegah timbulnya konflik lanjutan, pihak kepolisian diminta bertindak cepat dan transparan dalam mengusut kasus ini.
Dari informasi yang diperoleh, korban diketahui bernama Gafar Wawangi (40), beragama Islam, dan berdomisili di Desa Waisili. Saat ditemukan, korban dalam posisi tengkurap mengenakan kaos loreng lengan panjang, celana pendek abu-abu, dan sandal hitam.
Kronologi kejadian bermula pada Sabtu, 8 November 2025, sekitar pukul 18.30 WIT. Saat itu saksi La Juni Wali bersama istrinya Marta Detek sedang dalam perjalanan menggunakan sepeda motor menuju Desa Waisili untuk menjual ikan. Dalam perjalanan, keduanya melihat sosok tubuh tergeletak di pinggir jalan. Mereka kemudian kembali ke Desa Lena dan melaporkan temuan tersebut kepada Babinsa serta warga setempat.
Abas menyebut, kasus pembunuhan semacam ini bukan yang pertama kali terjadi di wilayah Buru Selatan. Ia menilai, daerah tersebut sudah dalam kondisi darurat keamanan dan membutuhkan perhatian serius dari aparat penegak hukum serta pemerintah daerah.
“Saya menaruh perhatian dan harapan agar pemerintah daerah memperketat sistem keamanan di Buru Selatan, karena kasus pembunuhan sadis seperti ini bukan baru sekali terjadi, tapi sudah berulang di tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, Polres Buru Selatan dinilai lambat dalam menangani kasus ini, sebab hingga kini pelaku belum teridentifikasi.
“Kabupaten Buru Selatan saat ini darurat keamanan. Polisi harus lebih sigap. Jangan biarkan masyarakat kehilangan rasa aman,” pungkas Abas.***








Komentar