AMBON, BABETO.ID – PH, pemilik kantin yang merasa dirugikan oleh Kepala SMK 4 Ambon, Abraham Polnaya, akan melayangkan somasi.
Pasalnya, kantin yang ia sudah bangun di Sekolah tersebut, dengan menghabiskan anggaran sebanyak Rp.50 juta, disuruh bongkar.
Padahal, dia baru membukanya selama dua bulan, pada 2024. Itupun modal belum kembali.
“Saya disuruh (pihak Sekolah) bangun ulang kantin di bagian belakang, pakai uang pribadi. Lah uang saya dari mana? Modal saya sudah habis bangun kantin, belum juga kembali modal, saya disuruh bangun kantin baru,” kata PH, Kamis (23/1/2025).
Dia juga mereasa menjadi korban dari masalah internal antara Abraham Polnaya dan Paulus Lewerissa.
“Ini tidak adil bagi saya. Saya hanya mau mencari nafka buat keluarga. Saya ini janda,” bebernya.
Sehingga dia berharap, ada solusi yang baik dari Abraham Polnaya, sebagai Kepala SMK 4 Ambon sekarang.
“Kalau memang kantin saya mau dibongkar dan mau saya membangun kantin baru, setidaknya bisa menggantikn uang yang saya sudah terlanjur dikeluarkan untuk pembangunan kantin. Modal saya sudah habis,“ harapnya.
Dia menjelaskan, dia berani bangun kantin itu tidak serta merta inisiatifnya.
Namun sudah diijinkan oleh mantan Kepala SMK 4 Ambon, Paulus Lewerissa, dan para Wakasek pada 2023 silam.
PH mengaku, sebelum kantin itu dibangun, dia pernah membantu Sekolah saat tidak memiliki anggaran untuk menggelar ujian, di masa kepemimpinan Paulus Lewerissa.
“Saya pernah bantu Sekolah itu sekitar 20 juta lebih waktu mereka mau ujian. Tapi itu sudah dilunasin,” ujarnya.
Setelah itu dilunasin, Paulus memanggilnya untuk membicarakan soal pembangunan kantin.
“Saya dipanggil. Disitu ada beberapa wakasek. Dan saya dijinkan membangun kantin,” katanya.
“Tapi pembangunan pertama saya juga rugi. Karena saya disuru pindah lagi. Padahal pondasi sudah dibangun. Tapi saya tetap pinda, dikantin yang sudah dibangun sekarang,” terangnya.
Memang, sampai saat ini tidak ada kesepakatan diatas kertas terkait pembangunan kantinnya dengan Sekolah. Namun setidaknya, Kepala SMK 4 Ambon saat ini, bisa mengerti pengorbannya.
“Itu saya sudah habiskan uang sebanyak 50 juta untuk bangun kantin. Terus sekarang saya dilarang,” cetusnya.***