Opini

Menyoal Opini Sampah dan Provokatif Ancha Sapsuha

2 Mins read

AMBON, BABETO.ID – Opini Ancha Sapsuha, seorang wartawan yang menyatakan senator Maluku Nono Sampono, hanya menjadikan Maluku sebagai tempat domisili.

Tapi tidak punya andil dan kontribusi nyata yang belum terlihat terutama menyuarakan kepentingan masyarakat adat, hal ini dinilai sebagai opini sampah beraoma provokatif dan tidak mendasar. 

Menurut salah satu tim Nono Sampono Sutriono Mohamadi, menilai Opini tersebut adalah pernyataan ngawur yang  menyesatkan publik demi mencari sensasi murahan.

Karena argumentasinya bukan di bangun atas sebuah fakta dan data kebenaran, melainkan karena faktor sentimen negatif yang berkedok kritik.

Kritik si Ancha itu ngawur dan sudah fitnah, bisa di laporkan ke polisi karena menuduh secara membabi buta tanpa melihat andil dan kontribusi Nono Sampono untuk Maluku.

“Dia mungkin hidup terisolasi di bawah tanah, makanya tidak ikuti kegiatan pak Nono di media”, demikian pernyataan tertulis Sutriono Mohamadi kepada media ini, Kamis (13/06).

Menurutnya sebagai seorang wartawan dan bagian dari Civil Society, pentingnya mengawasi kinerja senator dan legislator Maluku, agar benar-benar bekerja secara maksimal untuk memperjuangkan kepentingan Maluku di senayan.

Tetapi harus kritik yang mendasar dan sesuai fakta, bukan dengar info emperan jalan sebagai referensi beropini.

“Sebagai warga masyarakat silakan kritik wakil rakyat dan daerah, tapi kritikan membangun sesuai fakta, bukan umbar narasi kebencian atas nama kritik, harus bedahkan Opini kritis dan fitnah sama hoax”, pungkas Sutriono.

Lebih lanjut Sutriono Mohamadi menyatakan Ancha Sapsuha, menuduh keterlibatan Nono Sampono di polemik Raja Ampat adalah fitnah keji tanpa data dan fakta.

Karena diketahui Dirut PT. KAWEI SEJAHTRA MINING adalah Freddy Numberi, bukan Nono Sampono. Itu artinya, beliau tidak bagian dalam manajemen perusahaan tersebut.

Baca juga  Antonio Gramsci Tentang Fase Bonapartisme : Mengapa Revolusi Gagal?.

“Ancha dia fitnah dan sebarkan hoax karena dia pasti terobsesi pernyataan provokator Ahmad Khozinudin eks HTI yang fitnah pak Nono dan pak Aguan di tiktok,” ungkapnya

“Dia kan sekarang rencana di laporkan ke polisi karena melakukan pencemaran nama baik, nah si Ancha nanti jadi provokator sama dengan dia”, kata Sutriono.

Ia menambahkan Ancha Sapsuha mempertanyakan kontribusi Nono Sampono untuk Maluku menunjukkan dia kurang bergaul dan mengikuti media.

Sebab Nono Sampono sebelum jadi anggota DPD pun telah berkontribusi nyata untuk Maluku saat jadi Wakil Komandan Paspampres di era Gusdur-Megawati.

Kala itu beliau lah yang bicara dengan Presiden dan Wakil Presiden, agar usulan daerah pemekaran baru di Maluku bisa terealisasi, sehingga orang jangan urus konflik tapi pembangunan.

Dia tidak tau kalau Nono Dampono lah yang menghadap Gus Dur – Megawati saat itu, supaya dilakukan penetapan usulan beberapa daerah pemekaran Kabupaten/kota baru di Maluku.

“pak Nono saat jadi anggota DPD sudah turun di 700 lebih desa di Maluku, termasuk suarakan kepentingan masyarakat adat dan hampir injak 118 kecamatan di Maluku”, tegas Sutriono.

Pak Nono juga selama jadi senator lantang suarakan 13 DOB Maluku di pusat, dan itu dibuktikan dengan sering menerima audiens anggota DPRD Provinsi maupun kabupaten/kota di Maluku.

Selain itu, Nono Sampono juga menjadi corong utama memperjuangkan RUU daerah kepulauan menjadi inisiatif DPD RI saat menjabat Wakil Ketua 1 DPD RI.

Peran Nono Sampono tidak diragukan lagi, selain suarakam 13 DOB, RUU daerah kepulauan, minta blok masela di kelola secara onshore.

“Beliau juga lah yang menawarkan konsep Ambon New Port ke Pemerintah pusat dan konsultan bank dunia, yang sekarang sudah di ganti nama dengan Maluku Integrated Port”, ujar Sutriono.

Baca juga  AMM Banten Melakukan Kunjungan dan Apresiasi Pembangunan PIK2

Selain itu, Nono Sampono juga sering turun ke masyarakat adat untuk bicara kepentingan Perda adat, bahkan tidak pernah absen melaksanakan semua tugas reses dan kunjungan dapil.

Pro aktif menyuarakan kepentingan rakyat dan daerah di tingkat pusat melalui membangun networking dengan berbagai kementerian.

Kendati demikian, senator bukan pengambilan keputusan layaknya pejabat Eksekutif, karena anggota DPD dan DPR hanya bisa mengawasi kinerja pemerintah pusat.

Kalau bicara kontribusi dan andil untuk Maluku, Nono Sampono sudah banyak berjuang tapi kan lembaga Legislatif, bukan ambil kebijakan kaya Eksekutif.

“Ini yang harus bung Ancha sebagai wartawan harus tau jangan asal kritik kaya orang tidak berpendidikan”, tutupnya.***

Related posts
OpiniPolitik

Air Menjadi Alat Diplomasi Politik dan Kepentingan Geopolitik

1 Mins read
JAKARTA, BABETO.ID – India memiliki aliran sungai yang cukup luar biasa dan besar-besar, seperti Gangga, Brahmaputra, Indus, Godavari, dan Yamuna. Selain itu, sungai…
Opini

Gufroni Menjadikan Muhammadiyah Sarang Mafia Berideologi Ekstrim

4 Mins read
JAKARTA, BABETO.ID – Diketahui pada tanggal 26 April 2025, Ketua Riset dan Advokasi Publik LBH-AP PP Muhammadiyah Gufroni, bersama rekan-rekan Ahmad Khozinudin…
LingkunganNasionalOpini

Waspada, Muhammadiyah Jangan Ditunggangi Mafia Kasus Dari Internal

5 Mins read
Oleh : Paman Nurlette, Aktivis Muhammadiyah JAKARTA, BABETO.ID – Seperti diketahui beberapa bulan yang lalu, saat viral polemik pagar laut di kabupaten…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *