AMBON, BABETO.ID – Dunia pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Ambon kian dalam kondisi memprihatinkan.
Pasalnya, belakangan ramai di media sosial sejumlah SMA di Ibukota Provinsi Maluku itu dianggap bermasalah.
Ditambah lagi belum lama ini, kasus hilangnya dokumen Dana BOS dan dokumen DAK di Dinas Pendidikan Provinsi membuat publik bertanya-tanya, ada apakah dengan dunia pendidikan di Maluku?
Hal ini tentu menjadi pukulan serius bagi gubernur Maluku dan Dinas Pendidikan Provinsi Maluku. Mampukah mereka menciptakan iklim pendidikan yang sehat, berkualitas, anti korupsi.
Terbaru, Kepala Sekolah (Kepsek) dan Operator SMAN 14 Ambon diduga menambahkan data siswa siluman untuk menaikan jumlah dana BOS.
“Kepsek dan operator SMA Negeri 14 ambon diDuga menambahkan data siswa siluman untuk menaikan jumlah dana bos,” kata sumber media ini yang mau namanya enggak dipublikasikan pada Rabu, 16 Juli 2025.
Sumber menjelaskan total data siswa tahun ajaran 2024-2025 berjumlah 177 siswa. Sementara, pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk tahun ajaran yang sama sudah meningkat.
“Siswa kelas XI tahun ya g sekarang sudah jadi kelas XII berjumlah 73 orang, kelas X yang lalu sekarang jadi kelas XI berjumlah 49 orang, kelas XII yang sudah lulus 55 orang. Total siswa untuk tahun ajaran 2024-2025 = 177 siswa. Sementara dapodik untuk tahun ajaran 2024-2025 = 337 siswa, “ungkapnya.
Selain data siswa pada Dapodik ditambahkan, sumber juga mengungkapkan bahwa SK wali kelas untuk rombongan belajar (Rombel) juga ikut bertambah.
“SK wali kelas 8 rombel, padahal hanya 7 rombel, “cetusnya. ***
Komentar