oleh

Kasus Keracunan MBG Tabola Bale-kan Indonesia, Dihapus Atau Lanjut?

-Opini-5 Dilihat

OPINI, BABETO.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif dengan memberikan makanan bergizi gratis kepada kelompok rentan, terutama anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta balita.

Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, memberdayakan UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan, salah satu prioritas terbesar APBN 2026 terletak pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mencapai Rp 335 triliun.

Namun siapa sangka dibalik program andalan presiden Prabowo tersebut kini justru menjadi paradoks dalam proses pelaksanaannya di lapangan. Hal ini bisa kita saksikan dengan banyaknya fenomena kasus keracunan MBG pada setiap daerah di Indonesia.

Bila kita periksa cepat-cepat, data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat bahwa ada sebanyak 8.649 anak di Indonesia menjadi korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pada bulan September 2025 ini saja, jumlah korban keracunan per minggunya selalu mengalami peningkatan. Penambahan jumlah korban terbanyak terjadi pada satu pekan lalu (22-27 September 2025) dengan korban mencapai 2.197 anak.

Alih-alih memberi pemenuhan gizi, makanan yang disediakan negara justru membuat ribuan anak di Indonesia Tabola Bale dengan keracunan massal. Belum ditambah MBG juga terdapat belatung dan problem teknis lainnya.

Angka ribuan kasus keracunan MBG diatas bila dianggap biasa-biasa dengan minta maaf disertai menangis seperti Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) atau suara klarifikasi dari Istana tanpa tindakan evaluasi secara revolusioner. Maka patut dicurigai bahwa negara sedang berupaya membunuh generasi bangsa lewat MBG.

MBG Dihapus atau Lanjut? 

Banyak parah tokoh, akademisi, aktivis, hingga emak-emak keras mendesak pemerintah agar Makanan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan sementara bahkan dihapus. Pasalnya, MBG adalah program yang paling bombastis anggarannya namun buruk realisasi.

Ya, desakan penghentian MBG bahkan dihapus seperti yang di suarakan masyarakat tampak jelas bahwa basis argumentasinya adalah ribuan anak di Indonesia telah di Tabola Bale-kan oleh kasus keracunan. Sehingga hal itu menjadi pemicu MBG sebaiknya dihapus.

Kalaupun akan diteruskan program andalan Presiden Prabowo ini, uang MBG bagusnya dikasihkan langsung saja ke orang tua siswa dan sekolah cukup diminta mengecek kualitas makanannya sesuai standar gizi minimal di bawah supervisi ahli gizi. Cara ini selain akan meminimalisir penyimpangan juga mudah dalam manajemennya.

Sementara, Presiden Prabowo Subianto pada Sabtu (27/9/2025) menyatakan kasus keracunan pada pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah sebagai masalah besar yang akan diatasi dengan baik.

“Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal. Tapi, saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik,” kata Presiden. Pernyataan Presiden bila ditafsirkan bahwa program MBG akan terus berjalan. Kalaupun ada masalah pasti bisa diselesaikan. Whats? Ini serius Pakde? Moga-moga aje ya bisa diselesaikan.

Lantas, apa solusinya jika MBG tetap dilanjut? 

Pertama, setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus dievaluasi agar seluruh koki harus memiliki sertifikat dari lembaga resmi.

Kedua, dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari 8.500 hanya 34 yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Artinya apa, persoalan dapur saja masih belum aman dan butuh perbaikan. Ingat loh, program MBG ini harus mengutamakan kualitas bukan kuantitas sehingga kasus serupa tidak terulang.

Ketiga, standar keamanan pangan wajib diperkuat dalam setiap tahapan MBG, mulai dari pengadaan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi ke sekolah. Sebab sedikit saja cacat dalam persoalan prosedur makan akan berdampak fatal. Higienitas harus menjadi prioritas. Anak-anak berhak mendapat jaminan makanan sehat dan aman.

Keempat, Negara harus meminta maaf atas kasus keracunan masal yang Men Tabola-Bale-kan anak di Indonesia. Akan tetapi memaafkan tapi tidak melupakan. 8.694 anak terlalu sadistik. Ini bukan sekedar angka, tapi hak hidup manusia, generasi bangsa terancam.

Terakhir atau kelima, sebagai penutup, kalaupun ada wartawan yang menanyakan soal kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) kepada Presiden, Istana diharapkan jangan baper hingga ID Pers wartawan bersangkutan dicabut. Sebab, yang ditanyakan wartawan itu bukan pertanyaan kaleng-kaleng. Itu tuh penting buaanget dan sangat mendesak. Bahkan lebih penting dari pidato Presiden kemarin di forum PBB.

Oleh: Meme Bhiken (Influencer)

 

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *