PAPUA, BABETO.ID – Hadiri HUT ke 20, Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) di Tanah Papua. Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa minta setiap warga Maluku diperantauan wajib menjaga nama baik daerah asal.
“Setiap warga Maluku di perantauan menjaga nama baik diri, keluarga, dan daerah asal,” kata Hendrik saat memberikan sambutan pada Sabtu (11/10/2025).
Ia mengawali dengan menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas eksistensi IKEMAL yang selama dua dekade menjadi perekat persaudaraan dan wadah kekeluargaan bagi warga Maluku di tanah rantau.
“Perayaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi penegasan akan kuatnya tali persaudaraan dan semangat gandong yang tidak lekang oleh jarak dan waktu,” ujar Hendrik.
Ia menilai, keberadaan IKEMAL di Papua telah menjadi “rumah kedua” bagi orang Maluku yang hidup jauh dari kampung halaman, sekaligus menjadi ruang untuk melestarikan nilai-nilai luhur budaya dan karakter orang basudara yang menjadi ciri khas masyarakat Maluku.
“Saya sangat bangga melihat IKEMAL tumbuh dan berkembang menjadi pilar yang kokoh dalam menjaga semangat persaudaraan sejati, bukan hanya di antara sesama Maluku, tetapi juga dengan seluruh masyarakat Papua,” lanjutnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya menjaga harmoni sosial dan memperkuat kontribusi warga Maluku dalam pembangunan Papua di berbagai bidang, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan ekonomi.
Papua adalah negeri yang kaya dan ramah. Sejak lama, Maluku dan Papua memiliki kedekatan historis, budaya, dan geografis yang tak terpisahkan.
“Karena itu, teruslah menjadi bagian dari pembangunan Papua dengan semangat kerja keras, solidaritas tinggi, dan toleransi yang tulus,” pesan Hendrik.
“Setiap langkah dan perbuatan kita adalah cerminan dari Maluku. Tunjukkan karakter sejati orang Maluku, pekerja keras, santun, dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan,” tegasnya.
Acara dengan tema “Katong Satu Gandong,” itu dihadiri langsung oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, didampingi Staf Ahli Gubernur Semi Huwae, Penjabat Sekda Papua, Suzana Wanggai, bersama Forkopimda Papua, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), para sesepuh Maluku, serta tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan perempuan di Tanah Papua.***
Komentar