AMBON, BABETO.ID – Tambang Gunung Botak selalu menimbulkan korban jiwa. Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa akan awsi secara ketat aktifitas tambang tersebut.
“Kami pastikan kawasan tersebut akan diawasi secara ketat,” kata Hendrik saat dihubungi via telepon pada Kamis (13/3).
Ia mengatakan kalau akan berkonsultasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Investasi, terkait pengelolaan tambang emas liar di kawasaan Gunung Botak Kabupaten Buru.
“langkah ini diambil guna memastikan aktivitas pertambangan di kawasan tersebut sesuai dengan regulasi dan tidak dikuasai oleh pihak yang tak bertanggung jawab,” ujar Hendrik.
Ia mengatakan kalau aktivitas pertambangan yang dilakukan di Gunung Botak bersifat ilegal atau perseorangan dan tidak diakomodir oleh negara.
“Aktivitas tersebut kerap menimbulkan korban jiwa karena perebutan lahan juga dampak lingkungan yang serius,” ujar Hendrik
Ia mengatakan bahwa berdasarkan regulasi aktivitas tambang harus mengacu pada Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) terbaru, yang memungkinkan koperasi dan organisasi masyarakat mengelola tambang secara legal.
“Makanya kewenangan perizinan tetap berada di tangan pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah hanya dapat memberikan rekomendasi,” ujar Hendrik.
Ia menambahkan bahwa informasi yang didapatkan kalau para penambang menggunakan bahan berbahaya seperti merkuri, arsenik, dan sianida untuk menambang.
“Kerusakan lingkungan ini jadi perhatian pemerintah dan harus segera dihentikan karea merusak alam dan mengancam keselamatan masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap koordinasi dengan pemerintah pusat dapat menghasilkan solusi terbaik dalam penataan pertambangan di Gunung Botak, sehingga masyarakat memperoleh manfaat tanpa adanya risiko keselamatan dan kerusakan lingkungan.
Informasi yang dihimpun media ini, terjadi bencana longsor di kawasan tambang emas ilegal Gunung Botak, Desa Wamsait, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru. Dilaporkan pada peristiwa tersebut tujuh orang penambang meninggal dunia dan enam orang mengalami luka-luka.***