SBB, BABETO.ID – Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,9 mengguncang tiga desa di Kacamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat ( SBB) pada Jumat malam (4/7).
Kejadian tersebut membuat ratusan warga mengungsi ke kawasan pegunungan dan dataran tinggi.
Selain merusak rumah warga, gempa yang terjadi juga menyebabkan ratusan rumah warga mengalami retak pada bagian dinding.

Doc. Cuaca bencana
Rentetan gempa yang berpusat di kecamatan Amalatu telah mengguncang wilayah tersebut lebih dari sepekan yakni sejak 22 Juni 2025 lalu dengan kekuatan gempa pertama sebesar M 4,9.
Camat Amalatu Rafly Alydur mengungkapkan, dda 230 rumah warga di sini yang retak sejak gempa 22 Juni kemarin.
Datanya sudah dilaporkan ke pemerintah desa dan dilanjutkan ke BPBD, dan data jumlah rumah retak pasti akan bertembah, setelah gempa semalam, pada Sabtu (5/7).
Rafly Alydur mengakui ratusan rumah warga di desa tersebut mengalami retak setelah terjadi rentetan gempa di wilayah tersebut dalam sepekan terakhir.
“Betul, sudah dilaporkan soal rumah retak. Untuk Desa Latu ada lebih dari 230 rumah dan saat tinggal menunggu validasi di lapangan ,” ujarnya
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Seram Bagian Barat Nasir Suruali mengungkapkan pendataan soal rumah warga yang rusak akibat gempa masih terus berjalan.
“Pendataan rumah warga yang retak dan rusak masih terus berjalan, dan kita belum putuskan karena masih goyang terus,” kata Nasir.
Nasir mengaku data sementara untuk rumah yang mengalami keretakan akibat gempa di Desa Latu dari laporan yang diterima sebanyak 233 unit.
“Untuk rumah retak itu di Desa Latu ada 233 unit, tapi ini masih data sementara, tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan M 4,9 mengguncang tiga desa di Kabupaten Seram Bagian Barat, pada Jumat malam (4/7).
Gempa yang berupsat di Kecamatan Amalatu itu berpusat di laut pada kedalaman 2 km di bawah permuakaan laut.
Akibat gempa tersebut, banyak warga di wilayah itu memilih mengungsi ke lokasi pegunungan.***