JAKARTA, BABETO.ID – Founder Nusa Ina Connection (NIC), Abdullah Kelrey, menyampaikan dukungan penuh atas perubahan nama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) AM. Sangadji Ambon.
Pasalnya, Kelrey menyebut keputusan ini bukan hanya simbolik, melainkan bentuk penghormatan terhadap sejarah perjuangan dan pendidikan di Maluku.
“Ini bukan sekadar nama. Ini adalah representasi dari perjuangan panjang seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia Timur, yakni AM. Sangadji. Sosok yang tak hanya dikenal sebagai pejuang, tetapi juga penggerak pendidikan,” ujar Kelrey dalam pernyataan resminya, Senin (26/05/2025).
Menurut Kelrey, pengangkatan nama AM. Sangadji menjadi identitas resmi universitas adalah langkah strategis dalam menanamkan nilai-nilai historis pada generasi muda Maluku. Ia menilai bahwa transformasi nama tersebut selaras dengan visi membumikan pendidikan berbasis nilai perjuangan.
“Sebagai generasi Maluku, kami bangga. Ini bukan soal branding, ini soal identitas,” tambahnya.
Kelrey juga menanggapi munculnya beberapa pihak yang tidak setuju atas pengalihan nama tersebut. Baginya, perbedaan pendapat adalah bagian dari dinamika demokrasi, namun tetap harus berdasar pada pemahaman sejarah dan proses kebijakan publik.
“Kalau ada yang tidak sepakat, ya itu hak mereka. Tapi mari jangan lupa melihat ke belakang—menyimak sejarah dan memahami konteks. Nama ini dipilih bukan tiba-tiba, ada proses dan alasan kuat di baliknya,” kata Kelrey.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa yang terpenting saat ini adalah bagaimana seluruh elemen masyarakat mendukung perubahan ini demi kemajuan pendidikan di Maluku. “Kita yang sepakat mari terus bergerak. Bantu universitas ini tumbuh, supaya nama besar AM. Sangadji tidak hanya tertulis di papan nama, tapi juga tercermin dalam kualitas lulusannya,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah resmi menetapkan perubahan nama IAIN Ambon menjadi UIN AM. Sangadji Ambon pada awal Mei 2025. Keputusan ini menuai beragam reaksi publik, namun sebagian besar tokoh pendidikan dan budaya di Maluku memberikan apresiasi atas penamaan tersebut sebagai langkah mengangkat kembali nilai-nilai lokal ke level nasional.***