AMBON, BABETO.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Maluku, dianggap apatis masalah kantin SMK 4 Kota Ambon, yang merugikan pihak PH.
Sebab, PH pernah melaporkan masalah ini ke Plt. Kepala Dinas Pendidikan Maluku, SN. Joisangadji, sewaktu menjabat Sekertaris di Dinas tersebut.
Sebagai pimpinan tertinggi di bidang Lembaga Pendidikan Maluku, Sangadji diharapkan bisa melihat masalah ini dengan serius. Sehingga dapat menemukan titik terang.
“23 Oktober 2024 saya bicarakan masalah ini juga dengan Pak Kadis sekarang. Dulu beliau jabat Sekertaris,” beber PH kepada BABETO.ID, Minggu (26/1/2025).
PH juga berharap, DPRD Maluku, sebagai representatif masyarakat bisa mengambil langkah tegas.
“Saya ini masyarakat Maluku. Saya warga Indonesia. Saya harus mendapat keadilan. Saya harap DPRD Maluku juga bisa melihat masalah ini,” tandasnya.
Untuk diketahui, PH merupakan orang yang sudah terlanjur membangun kantin di SMK 4 Ambon, memakai uang pribadi sebesar Rp.50 juta lebih.
Parahnya, setelah kantin itu dibangun pada 2024, Kepala SMK 4 Kota Ambon, Abraham Polnaya, meminta PH membongkarnya. Padahal baru beroperasi selama dua bulan.
PH juga di arahkan untuk membangun ulang kantin dibagian belakang Sekolah dengan memakai anggaran pribadi.
Hal ini tentu membuat PH merasa dirugikan. Sebab modalnya telah habis membangun kantin yang sekarang.
“Bagaimana itu bisa terjadi. Modal saya belum kembali, sudah disuruh bongkar dan bangun kantin baru pakai uang pribadi,” ucapnya sembari mengeluarkan air mata.
Keputusan Kepala SMK 4 Ambon tersebut, dianggap tidak memikirkan dedikasi yang PH lakukan untuk Sekolah pada tahun lalu.
Dimana, PH membantu pihak Sekolah yang belum memiliki anggaran untuk melaksanakan ujian. Saat itu, masih Paulus Lewerissa menjadi Kepala SMK 4 Ambon.
“Saya pernah bantu Sekolah itu sekitar 20 juta lebih waktu mereka mau ujian di tahun lalu, karena tidak ada anggaran. Bahkan saya tidak minta bunga. Tapi itu sudah dilunasin,” ujarnya.
Dibertikan sebelumnya, PH mereasa menjadi korban dari masalah internal antara Abraham Polnaya dan Paulus Lewerissa.
“Ini tidak adil bagi saya. Jangan jadikan saya korban masalah kalian. Saya hanya mau mencari nafka buat keluarga. Saya ini janda,” katanya.
Lebih lanjut dia berharap, ada solusi yang baik dari Abraham Polnaya, sebagai Kepala SMK 4 Ambon sekarang.
“Kalau memang kantin saya mau dibongkar dan mau saya membangun kantin baru, setidaknya bisa menggantikn uang yang saya sudah terlanjur dikeluarkan untuk pembangunan kantin,” harapnya.
Menurut dia, pembangungan kantin yang sudah menghabiskan anggaran pribadi sebesar Rp.50 juta itu, tidak serta merta inisiatifnya.
Namun sudah diijinkan oleh mantan Kepala SMK 4 Ambon, Paulus Lewerissa, dan para Wakasek pada 2023 silam.
Tamah dia, sampai saat ini memang tidak ada kesepakatan diatas kertas terkait pembangunan kantin. Namun setidaknya, Kepala SMK 4 Ambon saat ini, bisa mengerti pengorbannya.
“Mantan Kepala Sekolak, Paulus Lewerissa hanya berjanji-jani untuk membuat perjanjian tapi hanya janji tinggal janji saja. Sampai sekarang tidak ada surat ijin itu,” sebutnya. ***