oleh

Dugaan Kasus Reklamasi di Banda Naira, Ternyata Bukan Abdullah Tapi Tuasikal Abua yang Diperiksa

-Hukum-10 Dilihat

AMBON, BABETO.ID – Dugaan kasus reklamasi di Bandara Naira, ternyata bukan Abdullah Tuasikal tapi diduga mantan Bupati Maluku Tengah (Malteng) Abua Tuasikal yang harus diperiksa. 

Dilansir BABETO.ID pada Kamis (25/9/2025), dipostingan tiktok babeto.id, terdapat komentar dari akun @Rian, tentang pemeriksaan Abua Tuasikal.

“Mau periksa apa lai AT (Abdullah Tuasikal) SD (sudah) jelas yang di periksa bukan AT tapi Bupati Abua tu (Abua Tuasikal),” tulisnya.

Itu karna Kasus kepemilikan tanah di Banda Naira menyeret nama mantan Bupati Maluku Tengah dan mantan Anggota DPR RI tersebut.

Lahan yang sejak lama ditetapkan sebagai zona hijau dan penyangga bandara, kini diduga berstatus sertifikat pribadi atas nama Abdullah Tuasikal dan kerabatnya.

Hal ini pun memicu aksi protes oleh warga seperti dilansir media ini pada postingan akun Facebook Nawir Husin, Jumat, 19 September 2025.

Dalam postingannya, Nawir mengingatkan Abdullah Tuasikal atau AT untuk jangan berlebihan dalam menantang masyarakat Banda yang menolak aktivitas reklamasi di tanah adatnya.

“Abdullah Tuasikal. Ente boleh tantang ente punya circle, kalau ente tantang katong punya masyarakat dengan katong punya orang tua-tua adat, itu lain cerita. Ente siapa du Republik ini. Ente punya jaman sudah selesai. Jadi jang labe, ” ujarnya.

Selain memperingatkan AT, Nawir juga menyatakan menolak keras reklamasi ilegal di Banda.

“Peringatan sekaligus teguran keras par Abdullah Tuasikal. STOP REKLAMASI ILEGAL jang sampe masyarakat adat ORLIMA turun semua ke lokasi. Tks,” kata Nawir dalam caption postingan.

Tak hanya itu, Mahasiswa Universitas Banda Naira bernama Judlan Lamaisa yang berada di lokasi reklamasi menyatakan bahwa kehadirannya bersama teman-teman tidak untuk membuat gaduh.

Namun, kata dia, ingin mempertanyakan pembangunan reklamasi ini untuk siapa?

“Katong mahasiswa Universitas Banda Naira seng bisa tinggal diam. Katong seng datang hanya untuk belajar di ruang kelas, tapi katong juga datang untuk jaga adat, jaga rakyat, jaga tanah pusaka. Karena apa gunanya ilmu tinggi kalau seng bisa dipakai untuk bela tanah sendiri, “papar Judlan dalam postingan Facebooknya.

Sementara, Mantan Bupati Maluku Tengah, Abdullah Tuasikal saat dihubungi media ini, Jumat, (19/9/25) terkait masalah penolakan warga Banda atas tanah reklamasi yang diduga melibatkan namanya enggan memberikan komentar hingga berita ini ditayangkan.***

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *