BeritaKeagamaan

Masjid Syekh Amir Hamzah Jadi Tolok Ukur Prestasi Tiga Kamad di Tulehu

1 Mins read

MALTENG, BABETO.ID – Masjid Syekh Amir Hamzah, yang berdiri megah di kompleks Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Maluku Tengah (Malteng), Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, menjadi simbol kebanggaan sekaligus tantangan bagi tiga kepala madrasah (Kamad) yakni, MAN 1, MTsN 1, dan MIN 5 Malteng.

Masjid dua lantai yang dibangun sejak tahun 2018 dengan biaya sekitar Rp 2,6 miliar ini berdiri tanpa sentuhan dana dari APBD maupun APBN.

Pembangunannya murni hasil swadaya masyarakat, donatur, orang tua murid, dan siswa-siswi dari tiga madrasah tersebut.

Tokoh di balik pembangunan ini adalah Nurdin Marasabessy, mantan Kepala MAN 1 Malteng, yang kini menjabat sebagai Kepala MAN Sirisori Islam, Kecamatan Saparua.

“Pak Nurdin orang gila, dalam arti positif. Tidak ada dana, tapi punya tekad dan keyakinan besar. Masjid ini hampir rampung hanya tinggal tahap akhir (finishing), berkat semangat dan gotong royong,” kata Umar Ohorella, salah satu tokoh masyarakat Tulehu.

Sayangnya, setelah Marasabessy dan dua kepala madrasah lainnya berpindah tugas, pembangunan masjid mengalami stagnasi. Belum ada inisiatif konkret dari para pengganti untuk melanjutkan proyek besar ini, meski ruang masjid sudah sering digunakan untuk kegiatan pendidikan dan ibadah.

Ironisnya, meski berbagai pembangunan fisik madrasah terus berjalan berkat dana dari APBN dan Surat Berharga Syariah Negara( SBSN), masjid yang menjadi pusat spiritual dan simbol kebersamaan itu belum mendapat perhatian serius dari para pemimpin madrasah baru.

“Prestasi kepala madrasah seharusnya tidak hanya dilihat dari bangunan sekolah yang memang sudah ada dananya, tapi juga dari bagaimana mereka mampu menyelesaikan pembangunan masjid ini. Itu prestasi yang nyata dan di luar sistem anggaran,” ujar Saleh Lestaluhu, mantan Kepala MTsN 5 Malteng.

Baca juga  Warga Tulehu Kembali Palang Jalan, Minta Pelaku Ditahan

Saleh menegaskan bahwa penyelesaian masjid ini semestinya menjadi tanggung jawab moral dan spiritual seluruh pihak madrasah.

“Saya tidak mengkritik, ini hanya saran. Karena masyarakat sudah melihat dan menilai sendiri. Ini bukan sekadar bangunan, tapi simbol perjuangan dan ketulusan,” tambahnya.

Masjid ini juga memiliki nilai historis karena dibangun dengan semangat kolektif dan mengusung nama besar “Syekh Amir Hamzah”, menggantikan nama sebelumnya “Masjid Nurul Ilmi” yang berdiri sejak tahun 1974.

Ditambahkan Ohorella, kalau kini masyarakat menanti keberanian dan ketulusan dari para kepala madrasah saat ini untuk melanjutkan perjuangan yang telah nyaris rampung.

“Kalau para kepala sekolah yang sekarang tidak bisa selesaikan, lalu siapa lagi?” tutup Ohorella penuh harap.***

Related posts
KeagamaanPemerintahan

Gubernur Harap Gereja Jadi Mercusuar Terang di Tengah Kegelapan

2 Mins read
MALTENG, BABETO.ID – Wakili Gubernur Maluku. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Maluku, Melky Lohy menghadiri acara Peresmian Gedung Gereja Imanuel Jemaat…
BeritaLingkungan

Hujan Lebat dan Banjir Hantam Kota Ambon, Sampah Penuh Teluk

1 Mins read
AMBON, BABETO.ID – Hujan lebat dan banjir hantam kota Ambon. Sampah pehuh memadati teluk. Dilansir dari live akun tuktok @alfa4real, pada Minggu…
BeritaPemerintahan

Diguyur Hujan Sejak Malam, Sejumlah Jalan di Kota Ambon Terendam Banjir

1 Mins read
AMBON, BABETO.ID – Diguyur hujan deras hingga pagi ini. Genangan air mengakibatkan sejumlah ruas jalan terendam banjir di kota Ambon, pada Minggu…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *