JAKARTA, BABETO.ID – Program Asta Cita swasembada energi Prabowo-Gibran melalui pertamina dinilai berhasil oleh sejumlah pihak, salah satunya dari kalangan mahasiswa.
Sebab, mereka menilai belum genap enam bulan kerja pemerintahan Prabowo-Gibran, pertamina telah menemukan sejumlah sumur migas baru.
Selain itu, potensi energi bersih dari bahan bakar nabati (BBN) seperti biodiesel, bioavtur, bioetanol di Indonesia dianggap siap memenuhi kebutuhan energi sendiri.
Terutama mendorong energi bersih dengan energi baru dan terbarukan. Oleh karena itu diharapkan program tersebut bisa direalisasikan untuk menunjang kepentingan publik.
Lebih lanjut, swasembada energi adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi, sehingga mengurangi biaya impor dan meningkatkan ketahanan energi.
Terbaru, Direktur Eksekutif Sentral Kajian Strategis Mahasiswa (SKS-MAHASISWA), Afandi mengapresiasi berbagai upaya Pertamina dari hulu ke hilir, melalui bahan bakar nabati seperti biodiesel, bioavtur, bioetanol serta energi bersih lainnya.

Direktur SKS MAHASISWA, Afandi saat memaparkan materi tentang Asta Cita Program Prabowo-Gibran di acara diskusi Publik.
Hal itu disampaikan Afandi disela-sela penyampaian materi diskusi publik dengan tema “Mendukung Pertamina Untuk Mewujudkan Swasembada Energi” di Jakarta pada Selasa, 4 Maret 2025.
“Karena produk tersebut ramah lingkungan, sehingga membantu Indonesia mewujudkan komitmennya di dunia internasional dalam menurunkan emisi karbon,” katanya.
Afandi mengatakan, terkait berbagai tudingan akhir-akhir ini atas dugaan praktik pengoplosan pertamax dengan pertalite dalam proses pengadaan dan distribusi BBM dinilai hoax.
Sebab, BBM jenis Pertalite (RON 90) maupun Pertamax (RON 92) sudah diterima dalam bentuk akhir sesuai dengan standar masing-masing, baik dari kilang maupun dari luar negeri, itu adalah bentuk RON 90 dan RON 92.
“Untuk persoalan penambahan warna dan tambahan aditif di pertamax, proses ini merupakan praktik umum dalam industri minyak untuk meningkatkan kualitas produk,” ujar Afandi.
“Proses tersebut adalah proses injeksi blending. Proses blending ini adalah proses yang umum dalam produksi minyak yang merupakan bahan cair, tujuannya hanya untuk meningkatkan nilai daripada produk tersebut,”lanjutnya.
Artinya, seluruh produk yang diterima di terminal Pertamina telah melalui serangkaian uji laboratorium, guna memastikan kualitasnya tetap sesuai standar sebelum didistribusikan hingga sampai ke SPBU,”tutup Afandi. ***